HFANEWS.COM – Ekspor batu bara Indonesia ke dua negara tujuan utama, yakni China dan India, dilaporkan mengalami penurunan sepanjang tahun berjalan. Merujuk data Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), ekspor ke China menyusut sebesar 15% hingga Mei 2025 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sementara ke India, penurunan tercatat mencapai 7%.
Kondisi ini memicu kekhawatiran akan potensi terganggunya penerimaan negara, khususnya dari sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) subsektor mineral dan batu bara (minerba). Apalagi, berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) milik Kementerian ESDM, realisasi PNBP minerba hingga akhir Juni 2025 tercatat sebesar Rp 9,87 triliun, turun dari Rp 10,65 triliun pada Mei 2025.
Meski demikian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai situasi ini belum perlu terlalu dikhawatirkan. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara, Tri Winarno, menyampaikan bahwa potensi tekanan terhadap PNBP masih bisa diantisipasi dari kinerja ekspor komoditas lainnya.
“Mudah-mudahan tetap aman. Karena beberapa komoditas lain juga mengalami kenaikan harga. Jadi ada potensi saling menutup,” ujarnya usai rapat di Gedung DPR RI, Kamis (3/7/2025).
Penurunan ekspor ke China sebagian besar disebabkan oleh kondisi pasokan domestik yang membludak di negara tersebut. Berdasarkan laporan Bloomberg, produksi batu bara di China mencapai 5 miliar ton dalam lima bulan pertama 2025, sementara ekspor negara itu tumbuh 13%, atau mencapai 2,5 juta ton—mayoritas dikirim ke Jepang, Indonesia, dan Korea Selatan. Di sisi lain, impor batu bara China justru merosot 8% dibandingkan tahun lalu.
Harga batu bara global pun ikut terdampak. Harga acuan Newcastle untuk kontrak Agustus 2025 tercatat turun 4,68% dalam sepekan terakhir menjadi US$107 per ton. Sepanjang tahun ini, harga sudah jatuh 15,75% secara year-to-date.
Anjloknya harga dan permintaan ini sejalan dengan langkah China yang menggenjot stok batu bara domestik dan menurunkan ketergantungan pada batu bara impor, terutama untuk pembangkit listrik tenaga batu bara. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya penguatan ketahanan energi nasional mereka.
Kondisi pasar yang melunak ini menandakan perlunya Indonesia untuk terus mendiversifikasi tujuan ekspor dan memperkuat posisi tawar di tengah fluktuasi pasar global. Dalam jangka pendek, stabilitas PNBP dari sektor minerba sangat bergantung pada adaptasi cepat terhadap tren dan dinamika permintaan internasional.