HFANEWS.COM – Digadang-gadang, politikus Maruarar Sirait bakal mendapat posisi di pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman usai acara open house di Jalan Denpasar Raya nomor E3, Jakarta Selatan, Kamis (11/4/2024).
Ketika ditanya terkait posisi apa yang akan didapat Maruarar Sirait, Habiburokhman tidak mengetahui secara pasti. Namun, dia berkeyakinan Maruarar bakal mendapatkan posisi nantinya.
Dia menyatakan Ara, sapaan akrab Maruarar, adalah salah satu rekan yang berkontribusi pada kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024 kemarin, sehingga bukan tidak mungkin bakal mendapat peran nantinya.
“Saya enggak tau posisinya seperti apa, saya juga enggak bisa mendahului, tetapi tradisinya Pak Prabowo, kalau ada kader militan dan dia berkontribusi terhadap pemenangan Pak Prabowo, tentu dimuliakan dapat posisi yang terhormat,” ungkapnya.
Baca Juga: Prabowo: Bersama Gibran Memimpin Indonesia akan Menemui Banyak Tantangan
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menjelaskan proses penyusunan kabinet untuk presiden dan wakil presiden terpilih Pilpres 2024, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, merupakan prerogatif dari Prabowo.
Meski demikian, Budiman tidak menutup kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat menjadi penasihat khusus dalam kabinet Prabowo-Gibran.
“Menurut saya, Pak Jokowi memenuhi syarat untuk peran tersebut, tetapi keputusan akhir tetap ada pada Pak Prabowo,” kata Budiman saat ditemui di kediaman Prabowo Subianto, Jakarta, Rabu (10/4/2024) malam.
Budiman mengatakan Prabowo tengah mengumpulkan informasi dan perspektif dari berbagai pihak untuk merumuskan kabinet yang optimal. Selain berdiskusi dengan Gibran, Budiman menjelaskan Prabowo juga akan berunding dengan partai-partai yang mendukungnya dalam Pilpres 2024 mengenai susunan kabinet.
“Dalam tahap ini, hanya ada diskusi-diskusi ringan, belum ada keputusan yang final,” ujar Budiman.
Sebagai anggota dewan pakar, Budiman menekankan diskusi mereka tidak hanya berkutat pada komposisi kabinet Prabowo, melainkan juga membahas program-program yang akan dijalankan oleh Prabowo sebagai presiden nantinya, termasuk program-program yang merupakan kelanjutan dari masa pemerintahan Jokowi.
Beberapa program tersebut, seperti hilirisasi, digitalisasi, dekarbonisasi, optimalisasi dana desa, serta program sumber daya manusia seperti program makan siang gratis, menjadi fokus pembahasan.
Budiman juga menyoroti penguatan program geopolitik, yang akan menjadi ciri khas pemerintahan Prabowo, terutama dalam menghadapi tantangan di wilayah Indo-Pasifik.Dia menyatakan Ara, sapaan akrab Maruarar, adalah salah satu rekan yang berkontribusi pada kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024 kemarin, sehingga bukan tidak mungkin bakal mendapat peran nantinya.
“Saya enggak tau posisinya seperti apa, saya juga enggak bisa mendahului, tetapi tradisinya Pak Prabowo, kalau ada kader militan dan dia berkontribusi terhadap pemenangan Pak Prabowo, tentu dimuliakan dapat posisi yang terhormat,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menjelaskan proses penyusunan kabinet untuk presiden dan wakil presiden terpilih Pilpres 2024, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, merupakan prerogatif dari Prabowo.
Meski demikian, Budiman tidak menutup kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat menjadi penasihat khusus dalam kabinet Prabowo-Gibran.
“Menurut saya, Pak Jokowi memenuhi syarat untuk peran tersebut, tetapi keputusan akhir tetap ada pada Pak Prabowo,” kata Budiman saat ditemui di kediaman Prabowo Subianto, Jakarta, Rabu (10/4/2024) malam.
Budiman mengatakan Prabowo tengah mengumpulkan informasi dan perspektif dari berbagai pihak untuk merumuskan kabinet yang optimal. Selain berdiskusi dengan Gibran, Budiman menjelaskan Prabowo juga akan berunding dengan partai-partai yang mendukungnya dalam Pilpres 2024 mengenai susunan kabinet.
“Dalam tahap ini, hanya ada diskusi-diskusi ringan, belum ada keputusan yang final,” ujar Budiman.(HFAN/Arum)