Scroll untuk baca artikel
Top banner Example 325x300
BeritaEkonomi

Harga Emas Bersinar Lagi, Investor Siap-Siap untuk Lonjakan di Semester II 2025

297
×

Harga Emas Bersinar Lagi, Investor Siap-Siap untuk Lonjakan di Semester II 2025

Share this article
Example 468x60

HFANEWS.COM Harga emas kembali menunjukkan sinarnya. Setelah sempat tergelincir, kini logam mulia itu melesat ke level tertinggi dalam lebih dari tiga minggu terakhir. Sejumlah faktor global, mulai dari melemahnya dolar AS hingga memanasnya konflik Rusia-Ukraina, jadi pendorong utama kebangkitan ini.

Pada perdagangan Senin (2/6), harga emas dunia tercatat melonjak tajam 2,73% menjadi US$3.379,06 per troy ons. Kenaikan signifikan ini berhasil menghapus seluruh kerugian yang terjadi pada sesi perdagangan sebelumnya, sekaligus mendorong emas ke puncak harga tertingginya sejak pertengahan Mei.

Example 300x600

Lonjakan harga ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global. Emas, yang dikenal sebagai aset safe haven, kembali menjadi incaran di tengah meningkatnya eskalasi konflik militer antara Rusia dan Ukraina serta memanasnya tensi dagang antara Amerika Serikat dan China.

Harga emas spot di London juga tak kalah impresif, naik menjadi US$3.353,69 per ons. Sementara itu, indeks Bloomberg Dollar Spot mencatat penurunan 0,4%, yang membuat emas lebih menarik bagi pembeli luar negeri karena menjadi relatif lebih murah.

Baca Juga : OJK Ingatkan Bank Digital: Jangan Kejar Nasabah dengan Bunga Tinggi, Jaga Persaingan Tetap Sehat

Kondisi ini diperkuat dengan antisipasi pasar terhadap data tenaga kerja AS yang akan dirilis minggu ini. Data tersebut diperkirakan akan memengaruhi arah kebijakan suku bunga The Fed selanjutnya. Di tengah inflasi yang masih membayangi, analis Goldman Sachs menyebut bahwa emas, bersama dengan minyak, tetap menjadi aset lindung nilai utama dalam jangka panjang.

Mengapa Harga Emas Kembali Naik?

Setelah sempat terkoreksi dari rekor tertinggi di atas US$3.500 per troy ons pada April lalu, harga emas kini kembali mendapat dorongan kuat. Pemicunya adalah permintaan yang melonjak untuk aset aman (safe haven), menyusul kabar eskalasi konflik akhir pekan lalu.

Ukraina dilaporkan melakukan serangan drone yang menembus jauh ke wilayah Rusia, yang dibalas Moskow dengan serangan udara terpanjang ke Kyiv dalam beberapa bulan terakhir. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran baru di pasar, apalagi terjadi menjelang perundingan perdamaian penting yang kini dipenuhi ketidakpastian.

Di sisi lain, ketegangan perdagangan juga memanas setelah Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50%. Langkah ini memicu ancaman balasan, termasuk dari Kanada, dan menambah tekanan terhadap ekonomi global.

Arah Harga Emas ke Depan

Memasuki pertengahan tahun, perhatian investor mulai mengarah pada prospek harga emas di sisa tahun 2025. Sejumlah faktor akan memainkan peran penting: suku bunga dan nilai tukar dolar AS, pemilu presiden AS, konflik di Ukraina dan Israel, serta perilaku pembelian emas oleh bank sentral.

China menjadi negara yang paling mencolok dalam hal pembelian emas. Tak hanya bank sentralnya, investor ritel di Asia juga turut mendorong lonjakan permintaan sepanjang 2024. Di tengah keterbatasan investasi seperti properti dan kripto, emas menjadi alternatif utama. Bahkan, perdagangan emas di Shanghai mengalami lonjakan volume dan diperdagangkan dengan premi tinggi dibandingkan negara-negara Barat.

Kondisi ini membuat harga emas naik lebih dari 20% pada paruh pertama 2024 dan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa. Tak heran jika banyak analis memprediksi harga emas berpotensi mencetak rekor baru lagi di 2025.

Namun, prediksi tetap terbagi dua. Sebagian memperkirakan suku bunga AS akan turun perlahan, yang bisa menahan permintaan emas. Sementara sebagian lain meyakini bahwa pemangkasan suku bunga akan memberi ruang bagi emas untuk terus naik.

Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *