HFANEWS.COM – Roket Starship dari SpaceX yang nantinya ditargetkan menjelajahi Planet Mars, kembali meledak dalam uji coba peluncurannya yang kedua. Namun meski hancur, upaya SpaceX tetap mendapat pujian lantaran terdapat kemajuan.
Kendaraan anatriksa setinggi 120 meter ini mampu melaju lebih jauh dan lebih tinggi pada versi terbarunya. Penerbangan roket itu kembali terhenti karena masalah teknis, namun jelas bahwa masalah sebelumnya telah diperbaiki.
Perusahaan tersebut diberi ucapan selamat atas upayanya oleh badan antariksa NASA. Penerbangan luar angkasa adalah petualangan yang menuntut semangat dan inovasi yang berani. Uji coba hari ini adalah kesempatan untuk belajar, lalu terbang lagi
NASA ingin menggunakan versi Starship untuk mendaratkan manusia di Bulan pada akhir dekade ini. Dalam uji coba kedua ini, Starship yang terdiri dari dua bagian lepas landas dari kompleks peluncurannya di Boca Chica di pantai Texas dalam misi yang direncanakan selama 90 menit.
Baca juga : Transformasi Industri Kelapa Sawit: Mengatasi Kendala Produksi Tanpa Perluasan Lahan
Tujuannya adalah untuk membuat segmen teratas yang setinggi 50 meter mendarat di dekat Hawaii. Namun Starship meledak sekitar delapan menit setelah lepas landas karena alasan yang belum jelas.
Fakta bahwa penerbangan tersebut berlangsung selama itu akan dianggap sebagai langkah maju yang besar oleh SpaceX dan CEO-nya, Elon Musk.
Peluncuran bulan April lalu, Starship merusak landasan peluncuran saat terbang, mengalami banyak kegagalan mesin pada bagian bawahnya dan gagal memisahkan diri pada ketinggian seperti yang dirancang. Tes terbaru ini melewati semua fase awal tanpa drama.
Para insinyur ingin mengetahui mengapa booster Starship rusak segera setelah pemisahan dan mengetahui akar penyebab hilangnya bagian atas ketika mencapai hampir 150 km di atas planet ini.
“Kami mendapat begitu banyak data dan itu semua akan membantu kami meningkatkan kualitas untuk penerbangan berikutnya,” kata komentator webcast SpaceX.
Dr Phil Metzger adalah mantan ilmuwan NASA, sekarang bekerja di Universitas Central Florida, yang mempelajari sistem roket. Dia mengatakan bahwa Elon memperkirakan peluang keberhasilan adalah sebesar 60%. (hfan/dvd)