HFANEWS.COM – Bank Indonesia (BI) menggelar kompetisi untuk mendorong para individu dan korporasi untuk menyampaikan ide-ide baru dalam memecahkan permasalahan lanskap ekonomi dan keuangan digital lewat Hackathon BI 2024.
Hackathon BI 2024 merupakan kompetisi yang mengusung tema ‘Artificial Intelligence & Machine Learning for Digital Economy and Finance in Indonesia’ sebagai respons dinamika digitalisasi yang semakin masif dan menempatkan teknologi terkini berbasis artificial intelligence atau machine learning (AI/ML).
Hal itu, kata Gubernur BI Perry Warjiyo, merupakan kali pertamanya bank sentral Tanah Air mengadakan kompetisi Hackathon BI 2024.
“Hacktathon Bank Indonesia 2024 yang merupakan kompetisi untuk mencari solusi inovatif dalam mendukung penguatan ekosistem, ekonomi dan keuangan digital nasional,” jelasnya pada Senin (29/4/2024).
Sementara itu, Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Dicky Kartikoyono menuturkan bahwa pihaknya melihat isu yang paling penting adalah mencapai keseimbangan yang tepat antara inovasi dan mitigasi risiko.
Baca Juga: Rupiah Melemah, Gubernur BI Pastikan Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Terjaga
“Kita tentu akan terus berusaha mengoptimalkan pemanfaatan teknologi. Dalam lomba kita ini adalah teknologi artificial intelligence dan machine learning untuk memperkuat keseluruhan ekosistem yang dapat memitigasi risiko dari berbagai hal-hal yang kurang pas atau merugikan bagi masyarakat,” terangnya.
Dicky menuturkan bahwa terdapat tiga nilai tambah yang akan menjadi kunci dalam keberhasilan penyelenggaraan hackathon yang bersifat kolaboratif. Pertama, merupakan collaborative innovation dan berfokus pada pemecahan masalah.
Pihaknya berharap peserta dapat bekerja berkolaboratif dalam ruang waktu yang terbatas, dan mendorong kreativitas serta pemikiran yang diluar perkiraan dalam memecahkan masalah. Kedua, adalah networking dan pengembangan prototype.
Hackathon ini merupakan titik temu individu yang berlatar belakang profesional sistem keuangan, sistem pembayaran, dan industri keuangan untuk membangun jejaring antar peserta dan otoritas, serta mendorong pembengangan prototype yang dapat diujicobakan sebagai solusi inovatif yang nyaa.
Ketiga adalah innovator scouting, dimana pihaknya berharap para peserta dapat menunjukan kemampuan terbaiknya dalam periode kompetisi, yang juga didukung dengan mendapatkan kesempatan mentoring. “Di sini kita punya lima orang juri, assesor, dan juga sekaligus mentor,” jelasnya.(HFAN/Arum)