HFANEWS.COM – Seiring dengan adanya sinyal terbaru dari pejabat The Fed soal suku bunga,
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi menguat pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (20/5/2024).
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (17/5/2024), rupiah ditutup melemah ke level Rp15.955 per dolar AS. Pada saat yang sama dolar AS justru menguat 0,16% ke 104,63.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya mengatakan penguatan dolar terjadi setelah beberapa pejabat Federal Reserve mengatakan mereka memerlukan lebih banyak keyakinan jika inflasi akan turun.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari ekspor RI yang terus berada dalam tren melambat dalam beberapa tahun terakhir. Di bulan April 2024 misalnya, ekspor turun 12,97% secara bulanan ke US$19,62 miliar.
Baca Juga: Gapasdap: Pelemahan Rupiah Jadi Tantangan Bisnis Penyeberangan
Perlambatan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan pertumbuhan ekonomi di negara-negara mitra dagang dan penurunan harga komoditas. Dalam menghadapi tantangan tersebut, Ibrahim menuturkan pemerintah perlu mencari mitra bisnis baru, terutama di Asia, khususnya Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Menurutnya, wilayah ini masih memiliki prospek pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan negara maju seperti Eropa, Amerika Serikat, dan China. Adapun untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan rupiah akan ditutup menguat di rentang Rp15.900-Rp15.990. (BR/Arum)
Hal ini membuat para traders mengurangi taruhannya pada penurunan suku bunga di bulan September menurut CME Feedwatch Tools. Akan tetapi, dolar diperkirakan akan melemah sekitar 0,7% minggu ini, menyusul data indeks harga konsumen yang lebih lemah dari perkiraan untuk bulan April.
“Angka tersebut, ditambah dengan data penjualan ritel yang lemah, meningkatkan harapan bahwa inflasi akan mereda dalam beberapa bulan mendatang,” tutur Ibrahim. (HFAN/Arum)