HFANEWS.COM – Pengerahan kapal perang ke wilayah Timur Tengah dilakukan oleh beberapa negara. Tindakan tersebut diklaim terkait konflik yang semakin memanas di wilayah tersebut, terutama meletusnya perang Israel dengan Hamas. Berikut ini negara-negara yang menaruh kapal perang di wilayah Timur Tengah.
Inggris
Inggris mengirim dua kapal Angkatan Laut Kerajaan dan pesawat pengintai ke Mediterania timur. Pengerahan itu terjadi setelah enam hari seusai Hamas melakukan serangan tidak terduga ke wilayah Israel pada 7 Oktober.
“Bersama sekutu kami, pengerahan militer kelas dunia kami akan mendukung upaya menjamin stabilitas regional dan mencegah eskalasi lebih lanjut,” kata Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dalam sebuah pernyataan dikutip dari Al Arabiya.
Sunak mengatakan, aset Angkatan Laut Kerajaan Inggris dipindahkan ke Mediterania selama sepekan sehingga dapat memberikan dukungan kemanusiaan sesuai kebutuhan. Pesawat tersebut mulai berpatroli untuk melacak ancaman terhadap stabilitas regional seperti transfer senjata ke kelompok teroris. Sebanyak tiga helikopter Merlin dan Marinir Kerajaan juga diberangkatkan.
Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps sebelumnya mengatakan, kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris bukanlah kapal perang. Armada ini diklaim hanya kapal yang dapat membantu fasilitas rumah sakit.
Baca Juga :
Tentara Zionis Keteteran Hadapi 3 Senjata Buatan Korut yang Dipakai Hamas
Amerika Serikat
Pentagon telah mengerahkan dua Kapal induk dan kapal pendukungnya ke Mediterania timur sejak peperangan antara Israel dan Hamas meletus. Kapal-kapal tersebut dimaksudkan sebagai alat pencegah untuk memastikan konflik tidak meluas.
Kapal induk Gerald R Ford bersama kapal pendukungnya, tiba di Mediterania timur sehari sejak Hamas melakukan serangan mengejutkan bagi Israel. Ford yang ditugaskan pada 2017 adalah kapal induk terbaru AS dan terbesar di dunia. Armada ini mampu mengangkut lebih dari 5.000 personel di dalamnya.
Kapal induk yang memiliki reaktor nuklir ini dapat menampung lebih dari 75 pesawat militer, termasuk pesawat tempur seperti jet F-18 Super Hornet dan E-2 Hawkeye. Armada memiliki persenjataan rudal, seperti Evolved Sea Sparrow Missile, yang merupakan rudal permukaan-ke-udara jarak menengah yang digunakan untuk melawan drone dan pesawat terbang.
Rudal kerangka udara bergulir pada Ford digunakan untuk menargetkan rudal antikapal bersama Sistem Senjata Close-In Mk-15 Phalanx. Sistem itu digunakan untuk menembakkan peluru penusuk lapis baja.
Ford juga menyertakan radar canggih yang dapat membantu mengendalikan lalu lintas udara dan navigasi. Kapal pendukung tersebut seperti kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Ticonderoga Normandia, kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh-Burke Thomas Hudner, Ramage, Carney, dan Roosevelt. Kemampuan tersebut mencakup kemampuan peperangan permukaan-ke-udara, permukaan-ke-permukaan, dan antikapal selam.
Selain Ford, Pentagon juga mengarahkan kelompok penyerang kapal induk Dwight Eisenhower. Kapal induk bertenaga nuklir yang ditugaskan pada 1977, pertama kali melakukan operasi selama invasi Irak ke Kuwait.
Kapal induk yang juga dikenal sebagai “Ike” ini bisa mengangkut 5.000 personel. Armada ini dapat membawa hingga sembilan skuadron pesawat, seperti jet tempur, helikopter, dan pesawat yang mampu melakukan operasi intelijen, pengawasan, dan pengintaian.
Sama seperti Ford, kapal induk Ike akan dikawal kapal-kapal lain seperti kapal penjelajah berpeluru kendali Philippine Sea, kapal perusak berpeluru kendali Gravely, dan Mason. Kapal-kapal tersebut fokus untuk melindungi diri dan kapal induk. Meskipun mereka dapat melakukan operasi ofensif, kapal-kapal tersebut tidak cocok untuk bertindak sebagai sistem pertahanan rudal bagi Israel yang sudah memiliki sistem canggih.
CINA