HFANEWS.COM – CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon kembali menyuarakan ancaman yang dapat memengaruhi perekonomian dunia di tahun ini. Hal ini diungkapkan dalam forum JPMorgan High Yield and Leveraged Finance Conference di Miami, Senin (27/2/2024).
Dalam sebuah wawancara International, Dimon berpendapat bahwa ada kemungkinan besar bahwa perekonomian terbesar dunia, Amerika Serikat (AS), sedang menuju resesi.
Menurutnya, ini membuat pasar sedang menerka kemungkinan kapan era suku bunga tinggi berakhir.”Pasar sedang menentukan harga dalam kondisi soft landing. Itu mungkin saja terjadi,” ujarnya.
BACA JUGA : Pertamina dan NYK Siap Menguasai Pasar LNG Internasional
Komentar tersebut muncul saat pasar mengubah ekspektasinya terhadap kebijakan moneter. Setelah sebelumnya pelaku pasar di awal tahun memperkirakan kemungkinan rangkaian penurunan suku bunga secara agresif pada bulan Maret, mereka kini melihat bahwa pelonggaran tersebut baru akan dimulai pada bulan Juni atau Juli.
Seiring dengan kenaikan suku bunga, pasar juga harus menghadapi Federal Reserve yang akan menghentikan kepemilikan obligasinya, sebuah proses yang dikenal sebagai pengetatan kuantitatif atau QT.
“Semua faktor yang kita bicarakan: QT, defisit belanja fiskal, geopolitik, hal-hal tersebut mungkin akan terjadi selama beberapa tahun. Tapi hal itu akan terjadi dan akan memberikan efek dan dalam pikiran saya, saya hanya berhati-hati dalam segala hal.”
Meski ada awan gelap, Dimon mengatakan ia tidak melihat adanya kemungkinan seburuk krisis keuangan tahun 2008. Diketahui, pada periode itu, bank-bank terkena dampak dari keruntuhan industri subprime mortgage.
“Suku bunga yang lebih tinggi dan resesi dapat berdampak buruk pada bidang-bidang seperti real estate komersial dan bank regional, namun dengan dampak makroekonomi yang terbatas,” tambahnya.
“Jika kita mengalami resesi, ya, itu (real estate dan bank regional) akan menjadi lebih buruk. Jika kita tidak mengalami resesi, saya pikir sebagian besar orang akan mampu mengatasi hal ini.” (hf/dvd)