HFANEWS.COM – Sumitomo Corporation dan PT Kayan Hydro Energy (KHE) resmi mengakhiri kerja sama investasi dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade, di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Sumitomo adalah perusahaan asal Jepang dan sempat menjalin kerja sama dengan PT KHE. Mereka masuk ke proyek PLTA Kayan Cascade pada tahun 2022 lalu.
Namun demikian, belum genap dua tahun, kerja sama investasi antara KHE dan Sumitomo berakhir pada kuartal 1/2024.
“Kami pernah berkerja sama dengan Sumitomo, terhitung sejak kuartal 1/2024 kami sudah menyelesaikan hubungan dengan Sumitomo,” ujar Komite Eksekutif PT Kayan Hydro Energy Steven Kho, dikutip, Sabtu (1/6/2024).
Steven tidak merinci alasan kerja sama dengan pihak Sumitomo berakhir. Ia hanya mengatakan bahwa ada perbedaan cara pandang dari sisi komersial antara Kayan Hydro Energy dengan Sumitomo.
Ia juga menegaskan dengan berakhirnya kerja sama investasi tersebut, pihaknya sudah tidak memiliki kerja sama dengan Sumitomo. Kendati demikian, Steven mengungkapkan Kayan Hydro Energy dan Sumitomo tetap menjalin hubungan dengan baik.
Baca Juga: Proyek Tol Terpanjang di Jawa dan Bali Gagal Dapat Investor, Ini Penyebabnya
Pihaknya juga tidak menutup kemungkinan untuk menjalin kerja sama yang produktif dengan Sumitomo baik dalam proyek PLTA Kayan maupun proyek-proyek lain pada masa depan.
“Ada perbedaan visi terutama dari sisi komersial. Namun demikian kami tetap menjalin hubungan baik dengan pihak Sumitomo,” jelasnya.
Sumitomo hengkang dari kerja sama investasi dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade milik PT Kayan Hydro Energy.
Kerja sama antara kedua entitas bisnis itu resmi berakhir pada kuartal I/2024 lalu. Jejak Sumitomo masuk sebagai investor pembiayaan PLTA Kayan Cascade hingga akhirnya hengkang bisa ditelusuri dari akta perusahaan yang terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kumham).
Akta perusahaan tanggal 10 Juli 2023 mengungkap total saham KHE mencapai 2,7 juta lembar saham atau senilai Rp2,7 triliun per 2 Oktober 2023. Mayoritas saham dipegang oleh Central Asia Capital Ltd yang berlokasi di Seychelles sebanyak 993.029 lembar senilai Rp993,02 miliar atau 36,6%.
Investor terbesar kedua adalah Great Eagle Internasional Ltd sebanyak 782.750 lembar saham senilai Rp782,7 miliar atau sekitar 28,8%, PT Indonesia Great Power sebanyak 651.184 lembar saham atau senilai Rp651,18 miliar (24%), Energy Transition Ventures yang berlokasi di Tokyo, Jepang sebanyak 270.990 lembar saham atau senilai Rp270,9 miliar (10%), serta China Hydro Investment Ltd 12.000 lenbar atau senilai Rp12 miliar (0,4%).
Adapun susunan direksi dan komisaris PT KHE berdasarkan akta 10 Juli 2023 antara lain Andrew Sebastian Suryali sebagai Direktur Utama, Khaeroni (Direktur), dan Hiroshi Horii (Direktur). Sedangkan jabatan komisaris, Lukas Limanjaya tercatat sebagai komisaris utama KHE, politikus PDI Perjuangan yang juga mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Tomonori Dairaku tercatat sebagai komisaris di Kayan Hydro Energy. (HFAN/Arum)