Scroll untuk baca artikel
Top banner Example 325x300
Ekonomi

Pinjol Tumbuh 21,85% dengan Nominal Rp62,17 Triliun di Kuartal I/2024

64
×

Pinjol Tumbuh 21,85% dengan Nominal Rp62,17 Triliun di Kuartal I/2024

Share this article
Foto Ilustrasi
Example 468x60

HFANEWS.COM – Perusahaan fintech P2P lending atau yang sering disebut pinjaman online (pinjol) membukukan pertumbuhan outstanding kredit atau pembiayaan yang tinggi hingga akhir kuartal I/2024.

Dalam laporan Hasil Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II pada Jumat (3/5/2024) disebutkan pertumbuhan outstanding pembiayaan pinjol pada Maret 2024 sebesar 21,85% secara tahunan (year on year/YoY). “Dengan nominal sebesar Rp62,17 triliun,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Jumat (3/5/2024).

Example 300x600

Dari data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kerugian tersebut sedikit membaik pada Februari 2024 yang mencapai Rp97,55 miliar. Namun apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, P2P lending justru berhasil mencetak laba sebanyak Rp98,25 miliar pada Februari 2023.

Sebagai perbandingan, pada Februari 2024 pembiayaan P2P lending tercatat senilai Rp61,10 triliun dengan pertumbuhan 21,98% YoY. Dengan demikian, pertumbuhan pada Maret 2024 terjadi perlambatan tetapi tipis. Pertumbuhan pada Februari dan Maret tahun ini lebih tinggi ketimbang penyaluran kredit pinjol pada Januari 2024 yang sebesar 18,40% YoY.

Baca Juga: OJK: Investor Luar Negeri Masih Tertarik Tanam Modal Perbankan Dalam Negeri

Dari nilai tersebut, penyaluran ke sektor produktif tercatat senilai Rp7,65 triliun atau setara 33,61% dari total nilai pembiayaan P2P lending. Sementara, untuk kualitas penyaluran pembiayaan, Mahendra menyebutkan masih dalam kondisi terjaga.

“Tingkat risiko kredit macet secara agregat [TWP90] dalam kondisi terjaga di posisi 2,94%,” jelasnya.

Angka itu masih di bawah threshold yang telah ditetapkan regulator sebesar 5%. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, TWP90 pada bulan ketiga 2024 mengalami penurunan tipis dari 2,95%, yang juga sama dengan nilai TWP90 pada Januari 2024.

Adapun, TWP90 pada akhir tahun lalu berada pada level 2,93%. Kinerja Laba P2P Lending Meskipun mengalami pertumbuhan pembiayaan, industri P2P lending mencatatkan rugi senilai Rp135,6 miliar pada Januari 2024.

Industri fintech P2P lending terus mencatatkan laba sampai akhir Desember 2023 yang mencapai Rp478 miliar.

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) pun menanggapi hal tersebut. Direktur Eksekutif AFPI Yasmine Meylia Sembiring menyebut salah satu faktor yang menyebabkan kerugian tersebut salah satunya adalah aturan penurunan bunga fintech P2P lending.

Menurut Surat Edaran OJK (SEOJK) Nomor 19 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI), keseluruhan bunga pinjaman yang semula maksimum 0,4% per hari turun bertahap per Januari 2024. Adapun, berdasarkan pendanaan produktif, bunganya turun menjadi maksimum 0,1% pada Januari 2024.

Sementara untuk pendanaan konsumtif, bunganya ditetapkan menjadi maksimum 0,3% per hari. “Penurunan bunga tersebut bukan hanya mempengaruhi jumlah yang dibayarkan oleh peminjam kepada penyelenggara fintech P2P lending,” kata Yasmine. (HFAN/Arum)

 

Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *