HFANEWS.COM – Rupiah spot melemah pada awal perdagangan Selasa (1/8/2023) pagi. Pukul 09.11 WIB, rupiah spot ada di level Rp 15.117 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah 0,25% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.080 per dolar AS.
Sementara itu indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 102,03, naik dari sehari sebelumnya yang ada di 101,85.
Di Asia, rupiah melemah bersama mayoritas mata uang lainnya. Won Korea mencatat pelemahan terdalam pagi ini yakni 0,52%, disusul yen Jepang yang turun 0,32%, yuan China turun 0,30%, rupiah turun 0,25%, dolar Taiwan turun 0,16%.
Dolar Singapura turun 0,12%, ringgit Malaysia turun 0,10% dan baht Thailand turun 0,09% terhadap dolar AS.
Sedangkan mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS. Pesso Filipina naik 0,22% dan dolar Hong Kong naik 0,02% terhadap dolar AS.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengamati, penguatan tipis rupiah hari ini terjadi di tengah sentimen yang beragam di pasar Asia. Sentimen risk-on di pasar keuangan Asia dipengaruhi oleh melambatnya data indikator inflasi AS yang dirilis pada akhir pekan lalu yakni PCE Deflator, sehingga mendorong kenaikan probabilitas The Fed menahan suku bunga acuannya.
“Perekonomian China tercatat masih mengalami perlambatan. Hal itu terindikasi dari data Manufacturing PMI China yang masih berada dalam fase kontraktif, serta non-Manufacturing PMI China tercatat mengalami perlambatan,” katanya.
Pengamat Mata Uang Lukman Leong mengatakan, rupiah menguat oleh sentimen positif dari meredanya tekanan inflasi di AS. Selain itu, rupiah juga didukung oleh data PMI Manufaktur China yang walau masih menunjukkan kontraksi, namun sedikit lebih baik dari perkiraan.
“Saya melihat pada perdagangan besok, Selasa (1/8) investor menantikan data inflasi bulan Juli Indonesia yang diperkirakan akan kembali lebih rendah. Dari eksternal, data Caixin Manufacturing PMI diperkirakan juga akan lebih rendah,” tandasnya.(HFAN/Arum)