Scroll untuk baca artikel
Top banner Example 325x300
Bisnis

Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ekonom: Investor Menunggu Banyaknya Rilis Data Ekonomi Pekan Ini

390
×

Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ekonom: Investor Menunggu Banyaknya Rilis Data Ekonomi Pekan Ini

Share this article
Ekonom Nasional, Hardi Fardiansyah
Example 468x60

HFANEWS.COM – Terkait pelemahan nilai tukar rupiah hari ini, Ekonom Nasional, Hardi Fardiansyah mengatakan, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian investor menunggu banyaknya rilis data ekonomi pekan ini.

“Karena investor tengah menunggu rilis data ekonomi AS.Data tersebut berisi hal-hal penting dalam pengelolaan kurs mata uang, baik kurs rupiah maupun mata uang lainnya,” kata Hardi dalam keterangan tertulisnya, diterima, Senin (14/8/2023)

Example 300x600

Menurut Hardi, pelemahan rupiah yang mencapai 0,83% pada pagi hari ini juga menjadi yang terdalam sejak 6 Februari 2023 atau enam bulan terakhir. Pada saat itu rupiah jeblok 1,06%.

“Pekan ini, investor menunggu banyak data penting, termasuk neraca perdagangan Indonesia pada besok. Selasa (15/8/2023). Pelaku pasar juga menunggu rilis risalah Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis dini hari nanti. Risalah tersebut diharapkan bisa menentukan arah kebijakan The Fed ke depan,” terangnya.

Baca Juga: https://hfanews.com/pertumbuhan-laba-berih-akra-91-analis-mnc-sekuritas-kenaikan-margin-ini-seiring-pertumbuhan-laba-kotor-segmen-kawasan-industri-yang-solid/

Lebih lanjut, Dosen STIH Dharma Andigha itu mengatakan, bila merujuk pada Refinitiv, rupiah berada di posisi Rp 15.337/US$1. Mata uang Garuda melemah 0,83% terhadap dolar AS. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 23 Maret 2023 atau empat bulan lebih.

“Saya ingn menyampaikan bahwa apa bila kita merujuk pada Refinitiv, maka rupiah berada di posisi Rp 15.337/US$1. Mata uang Garuda melemah 0,83% terhadap dolar AS. Posisi tersebut menurut saya adalah yang terendah sejak 23 Maret 2023 atau empat bulan lebih,” jelas Hardi.

Dia juga memastikan dampak dari pelemahan rupiah terhadap APBN akan tetap terkelola. Ia meyakini bahwa pemerintahan dibawah kepemimpinan presiden Joko Widodo (Jokowi) ini mampu mengantisipasinya.

“Untuk gejolak ini, saya kira pemerintah tentu dapat mengantisipasinya, mulai dari kebijakan suku bunga The Fed, semuanya sudah diantisipasi. Ini gejolak yang bisa kita kendalikan,” tegas Hardi.

Untuk mengantisipasi adanya gejolak terhadapat pergerakan kurs rupiah tersebut, Hardi meminta kepada Kemenkeu untuk terus melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI).

“Koordinasi ini perlu dilakukan agar pelemahan rupiah tidak akan banyak mempengaruhi beban subsidi. Apalagi pemerintah telah memperhitungkan rata-rata nilai tukar rupiah tahun ini, yang dipatok pada level Rp15.100 per dolar AS. APBN kita sudah selalu forward looking, dalam 3 tahun ini kita siap dalam segala gejolak. Jadi, 2023 ini sudah cukup forward looking sehingga akan tetap bisa kita jaga,” tutup Hardi. (HFAN/Arum)

 

 

Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *