Semarang, 04 Oktober 2023 – Kecelakaan maut hampir saja merenggut nyawa sekeluarga yang tengah menunggu bantuan di pinggir jalan tol. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, tetapi trauma mendalam menghantui mereka.
Cerita dimulai saat seorang pengemudi mobil, yang sudah mengetahui adanya kerusakan pada kendaraannya, tetap memaksanya untuk digunakan karena alasan kegentingan. Dalam mobil tersebut, terdapat dua orang dewasa dan dua anak kecil. Mereka menunggu mobil derek di pinggir jalan tol yang telah memasang lampu hazard dan berada di jalur yang seharusnya.
Namun, apa yang seharusnya menjadi masa penantian yang aman berubah menjadi mimpi buruk. Sebuah mobil travel mendekati dengan kecepatan tinggi dari belakang dan menabrak mobil tersebut dengan keras. Bumper belakang mobil rusak parah dan menekan kursi penumpang belakang hingga penyok.
Berita baiknya, tidak ada korban fisik dalam kecelakaan tersebut, tetapi trauma yang dialami oleh para penumpang sangatlah besar. Penyebab kecelakaan ini tidak hanya karena kendaraan travel melanggar prosedur lalu lintas, tetapi juga karena pengemudi travel yang mengantuk dan tidak memiliki SIM.
Setelah kecelakaan, pengemudi mobil yang terlibat dalam kecelakaan meminta ganti rugi yang layak untuk kerusakan pada kendaraannya. Kasus ini kemudian dibawa ke Polres Semarang untuk mediasi. Namun, mediasi tersebut berubah menjadi situasi yang memprihatinkan ketika terungkap bahwa si Penabrak Mobil membawa sejumlah oknum, termasuk di duga polisi, RT, Pegawai kelurahan setempat, dan seorang pengacara.
Mereka mengintimidasi korban dan bahkan mencoba memaksa mereka untuk menerima penyelesaian dengan uang tunai sebesar 3 juta rupiah. Merasa terpojok dan diintimidasi, korban akhirnya meminta pertolongan dari sekitar wilayah.
Untungnya, ada seorang Paralegal Profesional dari Peradi Utama yang berada di tempat kejadian dan memberikan bantuan. Dia segera membuka surat kuasa dan menghubungi Advokat Senior yang ahli di bidangnya melalui telepon dan video call untuk mendapatkan arahan dan nasihat darinya.
Setelah proses mediasi yang panjang yang berlangsung hingga larut malam, akhirnya mencapai titik kesepakatan yang adil tanpa merugikan salah satu pihak. Keberhasilan ini berkat kerja keras Paralegal Profesional dan Advokat Senior dari Peradi Utama yang bersatu untuk memastikan hak-hak korban terlindungi dengan baik dan korban mendapatkan haknya dengan adil, serta terpenuhi.
Kasus ini mengingatkan kita semua akan pentingnya mendapatkan bantuan hukum yang tepat dalam situasi yang kompleks seperti ini, Bantuan Hukum bukan hanya dari Seorang yang memiliki Gelar Sarjana Hukum, tetapi semua elemen masyarakat memiliki kapasitas untuk membantu penyelesaian masalah hukum yang kompleks seperti diatas (non ligitasi) dengan cara menjadi Paralegal Profesional dari Peradi Utama.