Scroll untuk baca artikel
Top banner Example 325x300
Ekonomi

Bersama Mata Uang Asia, Rupiah Melemah di Posisi Rp16.095

54
×

Bersama Mata Uang Asia, Rupiah Melemah di Posisi Rp16.095

Share this article
Foto ilustrasi, Rupiah melemah
Example 468x60

HFANEWS.COM – Pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu, (8/5/2024) dibuka melemah ke posisi Rp16.095. Mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, sementara itu dolar AS perkasa.

Mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS lainnya yaitu dolar Singapura melemah 0,12%, yen Jepang turun 0,30%, dolar Taiwan turun 0,27%, won Korea ambles 0,33%. Selanjutnya, peso Filipina turun 0,28%, ringgit Malaysia turun 0,18%, baht Thailand turun 0,29, dan yuan China melemah 0,07%.

Example 300x600

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.10 WIB, mata uang rupiah dibuka melemah 0,31% atau 49,5 poin ke level Rp16.095 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau naik 0,11% ke posisi 105,53.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp16.000 hingga Rp16.080 per dolar AS.

Dia menyampaikan fokus pekan ini bertumpu pada komentar pejabat The Fed terkait dengan jalur suku bunga, terutama usai data nonfarm payrolls yang lebih lemah dari perkiraan. Pelaku pasar pun memperkirakan adanya peluang penurunan suku bunga oleh bank sentral.

“Namun, gagasan ini tidak memberikan banyak dukungan terhadap mata uang Asia, mengingat The Fed masih diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunganya pada September,” ujar Ibrahim dalam publikasi riset, Rabu (8/5/2024).

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Berfluktuasi Saat Pasar Menanti Data Ekonomi AS

Menurut Ibrahim, pasar saat ini menantikan data terkait inflasi Jepang dan pertumbuhan upah guna mengukur langkah Bank of Japan (BOJ) dalam mengerek suku bunga, yang diharapkan memberi sedikit keringanan terhadap mata uang negara tersebut.

Dari dalam negeri, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan posisi utang pemerintah mencapai Rp8.262,10 triliun sampai dengan akhir Maret 2024. Nilai ini setara 38,79% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

“Posisi utang tersebut menurun jika dibandingkan dengan posisi pada Februari 2024 yang tercatat sebesar Rp8.319,2 triliun, setara dengan 39,06% terhadap PDB,” kata Ibrahim. Adapun rasio utang Maret 2024 terjaga di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Posisi tersebut juga lebih baik dari penerapan Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah tahun 2024-2027 di kisaran 40%. Secara rinci, mayoritas utang pemerintah berasal dari dalam negeri dengan proporsi 71,52%.

Hal ini sejalan dengan kebijakan umum pembiayaan utang untuk mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap. (HFAN/Arum)

 

Example 300250

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *