HFANEWS.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini, Senin (25/3/2024) pukul 12.00 WIB melemah 24,557 poin atau 0,33% ke 7.325,595.
Pelemahan IHSG ini disokong oleh sebagian indeks sektoral. Di mana, IDX Sektor Teknologi menjadi sektor dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,69% di akhir sesi pertama.
Disusul, IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer melemah 0,4%, IDX Sektor Infrastruktur melemah 0,29%, IDX Sektor Perindustrian yang turun 0,28%, dan IDX Sektor Kesehatan melemah 0,16%.
Sementara itu, IDX Sektor Transportasi dan Logistik menjadi sektoral dengan penguatan terbesar setelah naik 0,35% di akhir sesi pertama.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,09% ke 7.331,62, Total Nilai Perdagangan Saham Rp 566,93 Miliar
Berikutnya, IDX Sektor Barang Konsumen Primer yang menguat 0,23%, IDX Sektor Keuangan naik 0,18% dan IDX Sektor Properti dan Real Estate menguat 0,06%.
Diikuti, IDX Sektor Energi menguat 0,03% dan IDX Sektor Barang Baku yang menguat tipis di akhir sesi pertama.
Total volume transaksi bursa mencapai 7,55 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,28 triliun. Sebanyak 324 saham turun. Ada 243 saham naik harga dan 187 flat.
Top losers LQ45 siang ini adalah:
PT Mitra Pack Tbk (PTMP) turun 13,57%
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun 3,59%
PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 2,17%
Top gainers LQ45 pagi ini terdiri dari:
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) naik 3,74%
PT Saratoga Investama Tbk (SRTG) naik 1,47%
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 1,35%
Sebelumnya, Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Kevin Juido Hutabarat, melihat bahwa, IHSG secara teknikal hari ini akan bergerak sideways cenderung menguat.
“Kami memproyeksikan hari ini IHSG bergerak sideways cenderung menguat dengan menguji level resistance 7.373 dan 7.390, bila level tersebut kuat potensi swing terbuka dengan support 7.338 dan 7.316,” ucap Kevin dalam risetnya di Jakarta, 25 Maret 2024.
Lebih lanjut, Kevin menjelaskan bahwa, aksi ambil untung telah membatasi pasar saham global pada Jumat lalu (22/3), setelah seminggu mengalami kenaikan rekor yang dipicu oleh serangkaian sinyal bank sentral yang dovish.
Di mana, S&P 500 ditutup stagnan bahkan ketika mencatatkan nilai terbesarnya kenaikan mingguan tahun 2024, lalu ndeks Ekuitas Dunia MSCI naik 1,8 persen sejak akhir Jumat lalu dan menjadi kenaikan mingguan terbesar tahun ini. (HFAN/Arum)