HFANEWS.COM – Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi, bersama Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasojo, telah meresmikan pengoperasian 21 Pembangkit Hidrogen Hijau (Green Hydrogen Plant) baru.
Secara umum ke-21 unit green hydrogen plant yang baru diresmikan itu sepenuhnya dimiliki PLN melalui anak usahanya seperti PLN Indonesia Power sebanyak 12 unit, PLN Nusantara Power sebanyak 8 unit dan 1 unit sisanya dimiliki UIKJTB.
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan peresmian 21 hydrogen plant ini merupakan kelanjutan dari peresmian hydrogen plant sebelumnya di PLTGU Muara Karang dengan kapasitas yang lebih besar. Dengan begitu pihaknya dapat meningkatkan kapasitas produksi hidrogen serta berperan aktif mengurangi emisi CO2.
BACA JUGA : Indonesia Bergerak Menuju Kemandirian Energi: Prabowo Subianto Ungkap Rencana Produksi BBM Ramah Lingkungan
“Bulan lalu kita baru punya 1 unit, sekarang punya 21 unit. Kalau dulu kapasitas produksi hanya 51 ton/tahun, sekarang menjadi 199 ton/tahun,” kata Darmo dalam keterangan tertulis, Senin (20/11/2023).
“Kalau dulu ekses produksi green hydrogen hanya bisa 140-an mobil listrik fuel cell, sekarang kita mampu mensuplai 424 mobil dan kalau dulu kita masih hanya mengurangi 1.900 ton emisi, sekarang kita mampu mengurangi 3.720 ton emisi CO2 per tahun,” jelasnya lagi.
Darmawan menuturkan energi terbarukan ini dapat digunakan untuk menggantikan genset berbasis BBM yang ada di berbagai tempat. Untuk itu ia mengaku hingga saat ini PLN terus berkolaborasi dengan BRIN untuk membangun Hydrogen Refueling Station (HRS) di ratusan titik di Indonesia sebagai tempat pengisian hydrogen.
Perlu diketahui, Hidrogen hijau sendiri merupakan sumber energi bersih yang hasil akhirnya hanya mengeluarkan uap air dan tidak meninggalkan residu di udara. Dengan begitu pemanfaatan sumber energi ini dapat mengurangi emisi karbon gas rumah kaca.
“Kita akan gantikan seluruh genset berbasis BBM yang ada di mal-mal, perkantoran, bandara, dll. Kita gantikan dengan fuel cell generator berbasis green hydrogen. Yang jauh lebih ramah lingkungan,” ungkap Darmo.
Dalam kesempatan yang sama Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi, ikut menyampaikan apresiasinya atas upaya PLN dalam mempercepat pencapaian Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan mengimplementasikan Green Hydrogen ini.
“Bulan lalu, tepatnya tanggal 9 Oktober 2023, PLN telah meresmikan Green Hydrogen Plant pertama di Muara Karang, bersumber dari 4 unit PLTS atap sebesar 413 kWp, dan Renewable Energy Certificate (REC) 2.077 MWh/tahun. Dan hari ini tepat hampir sebulan berlalu PT PLN kembali meresmikan Green Hydrogen Plant di 21 lokasi PLTU/PLTGU,” ujar Yudo.
Dijelaskan seluruh hidrogen yang dihasilkan bersumber dari pengembangan EBT yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan total kapasitas 4.644 kWp atau setara dengan 6.780 MWh/tahun. Seluruh pembangkit hidrogen hijau ini juga dibangun dengan menerapkan REC sebesar 9.535 MWh/tahun.
Di luar itu, Yudo menjelaskan upaya yang dilakukan PLN ini sudah sejalan dengan Roadmap Hidrogen dan Amonia Nasional, dimana dokumen tentang rencana aksi, serta target pengembangan hidrogen di Indonesia hingga tahun 2060.
Saat ini pemerintah sendiri telah menyusun dokumen Strategi Hidrogen Nasional. Dokumen ini dalam waktu dekat akan di-launching ke publik dan dapat digunakan sebagai acuan, strategi, arah, serta tujuan pengembangan hidrogen di Indonesia.
“21 Green Hydrogen Plant PLN yang diresmikan hari ini, dapat digunakan sebagai contoh implementasi di lokasi potensial lainnya dan dapat memberikan kontribusi teknis kepada seluruh pemangku kepentingan demi mendukung terwujudnya ekosistem hidrogen di Indonesia,” tutup yudo. (hfan/dvd)